Gadis Cantik Nan Menawan Hati
Ajang
pemilihan Miss World alias Nona Dunia. Mendengar namanya saja, sudah
terbayang tubuh langsing semampai, raut wajah cantik, pintar,
berkepribadian menarik, dan berbakat. Tak salah lagi, memang begitulah
gambaran yang tertangkap dari para nona cantik calon Miss World ini.
Sulit untuk memilih mana yang paling cantik dan menarik. Yang berkulit
putih bermata biru tampak begitu jelita. Yang berkulit kuning mata sipit
sangat molek, yang berkulit cokelat dengan mata hitam besar begitu
cantik memikat hati, yang berkulit hitam, begitu manis mempesona.
Semuanya cantik, semuanya menarik, berkepribadian baik, dan
berprestasi pula, pantas saja jika mereka terpilih sebagai gadis terbaik
dari negaranya masing-masing.
Jika
dalam ajang Miss Universe kriteria penilaiannya adalah Brain- Beauty-
Behaviour, tidak tahu, apakah 3B ini juga berlaku dalam ajang Miss
World. Namun demikian, meski yakin para juri memiliki formulasi
yang berbeda dalam menilai calon Miss World, kriteria penilaian yang
digunakan tentu tak akan jauh berbeda. Pemenang kontes Miss World selain
harus cantik, juga harus smart, dan berkepribadian baik.
Ketika para bidadari dari berbagai negara menyajikan budaya Indonesia
Pernahkah
anda menyaksikan para putri cantik dari berbagai belahan dunia
menarikan salah satu tarian tradisonal Indonesia ? Mungkin belum pernah
melihatnya, karena kalau tidak salah memang belum pernah ada. Namun di
malam itu, melalui layar televisi, pemandangan indah yang sangat langka
itu benar-benar menjadi saksi. Sampai tertegun-tegun dibuatnya saking kagumnya.
Sekelompok gadis paling cantik yang merupakan utusan terbaik dari
berbagai negara, menarikan tari Kipas dengan sangat lincah dan anggun.
Ya tak salah lagi, mereka menarikan Tari Kipas asal Indonesia kita ! .
Tari Kipas yang mereka bawakan memang bukan tari kipas yang asli, namun
tarian Kipas tradisional yang diberi sentuhan modern dance. Hasilnya
sangat luar biasa memukau. Padahal konon mereka hanya sempat berlatih
selama beberapa jam saja. Anak-anak gadis itu memang sangat pandai dan
berbakat !
Gerakan tariannya mirip gerakan tari Kipas asal Minang atau suku-suku
Melayu. Ayunan tangan, gerak tubuh, dan rentak kakinya yang lincah,
juga tanpa goyang pinggul, sangat khas Sumatera. Diiringi alunan musik
Gondang dari tanah Batak yang diaransemen dengan sangat apik, lengkap
sudah keindahan yang tersaji di depan mata. Tidak tahu, mana yang
lebih cantik dari semua itu. Para penarinya, gerakan tariannya, atau
musik pengiringnya ? Yang jelas, seorang Eko Supriyanto lah yang
membuat semua pemandangan indah itu menjadi nyata. Tak percuma Eko
menyandang gelar sebagai koreografer nomor satu di Indonesia yang
kiprahnya sudah mendunia.
Dan
… Melihat anak-anak gadis dari berbagai bangsa itu menarik-nari dengan
gembira, dengan mimik riang dan senyum ceria tak lepas dari wajah-wajah
nan cantik, jadi merasa terharu, atau lebih tepatnya
tersanjung.
Sebagai
seorang warga negara Indonesia, sangat merasa bangga karena
tarian kipas yang memang aslinya sudah indah itu, ditarikan dengan indah
oleh gadis-gadis yang berpenampilan serba indah. Tersanjung, karena
mereka mengaku sangat menyukai tarian itu, tarian asli milik bangsaku,
yang boleh jadi baru mereka dengar dan baru mereka tarikan seumur
hidupnya.
Sambil
menyaksikan keindahan yang sayangnya hanya berlangsung beberapa menit
saja itu, membayangkan andai saja anak-anak gadis Indonesia lebih
sering lagi menarikan tarian kipas dan tarian tradisional lainnya,
alih-alih menarikan goyang itik, goyang gergaji, goyang ngebor, ngecor,
blender, yang sama sekali tak bermutu, betapa akan indahnya pemandangan
yang akan kita saksikan di layar kaca di rumah-rumah kita. Betapa akan
terjaganya kekayaan khasanah budaya negeri ini, yang membuat negeri
jiran merasa jeri untuk mengaku-ngaku semua produk budaya bangsa kita
sebagai milik mereka.
Tak terlihat pornografi dalam acara itu
Namun tak terlihat
sisi negatif dari penyelenggaraan ajang Miss World itu. Atau mungkin
luput melihat sisi negatifnya, karena faktor ketidak tahuan mungkin saja.
Saat
mereka membawakan tarian kipas, misalnya. Kostum yang mereka kenakan
adalah long dress model lengan setali yang terbuka di bagian bahu. Tapi
sungguh, sama sekali tidak melihat ada unsur pornografi disana.
Anak-anak gadis itu begitu anggun dan santun, tak sedikitpun menunjukkan
gerakan sensual manatah lagi tingkah erotis yang mengundang syahwat.
Jika
anda mengatakan bahwa tentu saja tidak merasa tertarik pada
gadis-gadis itu, bahwa
justru karena sangat sensitif dalam menilai
kecantikan dan keseksian penampilan seorang perempuan, karena standar
penilaian perempuan terhadap perempuan lainnya cukup objektif. Kalau
cantik ya cantik, kalau jelek ya jelek saja. Hanya laki-laki. berotak
mesum saja yang terbangkitkan syahwatnya oleh tarian seindah dan sesopan
itu.
Mungkin saja salah pendapat, tapi percaya pada mata dan hati, tak setitikpun menemukan pornografi di acara pembukaan kontes Miss
World di Bali itu. Yang ada hanya kecantikan, keindahan, dan pretasi.
Keindahan juga yang dipertunjukkan saat mereka mengenakan busana adat
tradisional dari seluruh penjuru Indonesia. Benar-benar anggun,
mempesona, dan membanggakan.
Seandainya Miss World tanpa Bikini, tentu masyarakat tak akan keberatan
Bukan
rahasia lagi jika ajang kontes ratu-ratuan seperti Miss World selalu
melibatkan penggunaan busana renang / pantai alias bikini sebagai salah
satu kriteria penilaiannya. Point inilah yang membuat sejumlah kalangan
masyarakat di Indonesia merasa berkeberatan. Mengenakan bikini atau
busana renang two pieces di tempat terbuka apalagi untuk maksud
pertunjukkan, masih dianggap melanggar norma agama dan norma kesopanan
di negeri kita. Memang begitulah kenyataannya. Semodern apapun
Indonesia sekarang ini, masyarakat kita masih memegang teguh adat
ketimuran yang melarang mempertontonkan ketelanjangan atau setengah
telanjang.
Dengan
kenyataan seperti itu, sudah saatnya Indonesia sebagai pihak
penyelenggara memiliki posisi tawar yang jelas. Mengapa tidak secara
tegas meminta pihak penyelenggara menghilangkan point penilaian bikini
tersebut, demi menghormati kultur bangsa Indonesia ? ataukah tidak
berani berdiplomasi karena unsur bisnis lebih dominan ? ya memang susah
kalau kepentingan bisnis sudah berbicara. Sampai kapanpun Indonesia akan
terus dipecundangi oleh negara lain, dan dihujat rakyatnya sendiri.
Orang
tua mana yang tidak bangga memiliki gadis yang cantik, berkepribadian
mantap, bermoral baik, dan berprestasi ? semua orang pasti merasa
bangga, negaranyapun tentu merasa bangga. Dan rasa kebanggaan itu
tak akan luntur sedikitpun, manakala orang lain tak mengetahui ukuran
vital tubuh dan keseksian badan anak gadis kita saat mengenakan baju
renang.
Sampai
detik ini tak menemukan sedikitpun hubungan antara kepantasan
berpakaian renang dengan kepribadian, prestasi, dan kecantikan
perempuan, kecuali untuk kepentingan bisnis belaka. Anak gadis akan
tetap cantik, berprestasi dan justru akan lebih terjaga moralnya,
manakala tubuh mereka tidak terpapar begitu saja di hadapan publik.
Mereka akan lebih terjaga dari maksud-maksud eksploitasi seksual yang
merendahkan martabat perempuan, dan terhindar juga dari tatapan penuh
hanya karna nafsu laki-laki yang terbiasa berpikir hal-hal kotor dan cabul saja
!
Ini
Indonesia. Kita punya budaya dan adat istiadat sendiri yang harus
dihormati. Masyarakat dunia harus tahu itu, dan tugas pemerintahlah
untuk membuat masyarakat dunia tahu. Jika Miss World tetap
tampil sopan sesuai dengan adat Indonesia tempat diselenggarakannya
event miss world 2013, masyarakat tentu tak akan merasa berkeberatan.
Dan kesuksesan acara Miss World 2013 tanpa bikini ,akan menjadi promosi
yang sangat baik bagi citra pariwisata Indonesia.
Baca Juga :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar